Senin, 10 November 2014

Teori Persalinan



Teori Persalinan

A.  Pengertian persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Persalinan adalah proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembekuan dan dilatasi serviks akibat kontraksi uterus dengan frekuensi,durasi, dan kekuatan yang teratur .


B.   Teori Persalinan
1.    Teori keregangan
Seperti halnya dengan kandung kencin dan lambung, bila dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.
      Contohnya, pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu, sehingga menimbulkan proses persalinan.

2.  Teori penurunan progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim. Sebaliknya oestrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan oestrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron  menurun sehingga timbul his.

3.Teori oksitosin internal
      Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior
      Perubahan keeimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi braxton hicks.
      Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat mulai.

4.Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, disangka menjadi dalah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intravena dan extraamnial menimbulkan kontraksi myomentrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga di sokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.

5.Teori hipotalamus-pituitari dan glandula suprarenalis
      Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus. Teori ini dikemukakan oleh Linggin 1973.
      Malpar pada tahun 1933 mengangkat otak kelinci percobaan, hasilnya kehamilan kelinci berlangsung lebih lama.
      Pemberian kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin, induksi (mulainya) persalinan.
      Dari percobaan tersebut disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus-pituitari dengan mulainya persalinan.
      Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan.

C.   Jenis Persalinan
1.      Persalianan Spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.  Mulai dari pembukaan serviks hingga lahirnya janin dan plasenta.
2.      Persalinan Anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan seperti pemberian oksitoksin dan laminarian.
3.      Persalinan Tindakan
Jika prose persalinan dengan bantuan tenaga dari luar sperti forceps, sectio dan vacum ekstraksor

Persalinan berdasarkan umur kehamilan
1.      Abortus
Bila berat badan anak kurang dari 500 gr.
Tuanya kehamilan kurang dari 22 minggu.
2.      Immatorus
Keluarnya hasil konsepsi pd kehamilan antara 20-28 mg, dg berat janin 500-1000 gr.
3.      Prematurus
Pengeluaran hasil konsepsi pd kehamilan 28-36 mg,dapat hidup tp blm a term, berat janin 1000-2500 gr.
4.      Matur
Bila berat badan anak lebih dari 2500 gr.
Tuanya kehamilan antara 37-42 minggu.
5.      Postmatur
Pengeluaran hasil konsepsi pd kehamilan  > 42 MG.

D.  Tanda-tanda Persalinan

1.Terjadinya his persalinan.
    His persalinan mempunyai sifat:
a. Pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan.
b.Sifatnya teratur, interval makin pendek, durasi makin lama dan kekuatannya makin besar.
c.Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks.
d.Makin beraktivitas (jalan) kekuatan makin bertambah.

2.Pengeluaran lendir bercampur darah (pembawa tanda).
      Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan menimbulkan:
      Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas.
      Terjadi perdarahan Pendataran dan pembukaan servik.
kapiler pembuluh darah pecah.

3. Pengeluaran cairan.
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.




E.  Tahapan Persalinan
1.Persalinan kala I.
Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve Friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm per jam dan pembukaan multigravida 2 cm per jam.
2. Kala II atau kala pengusiran.
Gejala utama kala II (pengusiran) adalah:
       a.  His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik.
       b.  Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaranan cairan secara   mendadak.
       c.  Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan, karena tertekannya fleksus frankenhouser.
       d. Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga terjadi:
               1. Kepala membuka pintu
               2. Subocciput bertindak sebagai hipomoglion berturut-turut lahir ubun-ubun  besar, dahi, hidung dan muka, dan kepala seluruhnya.
e.  Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu penyesuaian kepala pada punggung.
f.  Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong dengan jalan:
      Kepala dipegang pada os occiput dan di bawah dagu, ditarik curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan, dan curam keatas untuk melahirkan bahu belakang.
       Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi.
      Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban.
g. Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30 menit.

3. Kala III (pelepasan placenta)
     Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit. Dengan lahirnya bayi, sudah mulai pelepasan plasenta pada lapisan Nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim.
     Lepasnya placenta sudah dapat diperkirakan dengan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:
       a. Uterus menjadi bundar
       b.Uterus terdorong ke atas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah lahir.
       c. Tali pusat bertambah panjang
       d. Terjadi perdarahan.
       e.Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara Crede pada fundus uteri.

4.  Persalinan Kala IV
    Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
    Observasi yang dilakuakn:
      Tingkat kesadaran penderita.
       Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan, dan respirasi.
       Kontraksi uterus.
      Terjadinya perdarahan.
      Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc.

Mekanisme fisiologi kala 1 sampai kala 2
Mekanisme persalinan Normal adalah gerakan janin yang mengakomodasikan diri terhadap panggul ibu. Penyesuaian diri berupa : fleksi, rotasi dari janin. . Hal ini sangat penting untuk kelahiran melalui vagina oleh karena janin tersebut harus menyesuaikan diri dengan ruangan yang tersedia didalam panggul. Diameter-diameter yang lebih besar dari janin harus menyesuaikan diri dengan diameter yang paling besar dari panggul ibu agar janin bisa masuk melalui panggul untuk dilahirkan.

Turunnya kepala dibagi menjadi dua yaitu:
      Masuknya kepala dalam pintu atas panggul
            Masuknya kedalam pintu atas panggul pada primigravida (yang baru pertama kali hamil) sudah terjadi pada bulan terkahir kehamilan tetapi pada multigravida (yang sudah pernah hamil sebelumnya) biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis, melintang dan dengan fleksi yang ringan. Masuknya sutura sagitalis terdapat ditengah-tengah jalan lahir, ialah tepat diantara simpisis dan promontorium, maka kepala dikatakan dalam synclitismus dan synclitismus os parietal depan dan belakang sama tingginya.
      Majunya kepala.
                        Majunya kepala pada primigravida terjadi setelah kepala masuk kedalam rongga panggul dan biasanya baru dimulai pada kala 2. Pada multigravida sebaiknya majunya kepala dan masuknya kepala kedalam rongga panggul terjadi bersamaan. Yang menyebabkan majunya kepala : Tekanan cairan intrauterin, tekanan langsung oleh fundus pada bokong, kekuatan meneran, melurusnya badan janin oleh perubahan bentuk rahim.
                        Penurunan terjadi selama persalinan oleh karena daya dorong dari kontraksi dan posisi, serta peneranan selama kala 2 oleh ibu. Penurunan kepala mengalami tahapan-tahapan sebagai berikut:
1.         Fiksasi (engagement)
     Merupakan tahap penurunan pada waktu diameter biparietal dari kepala janin telah masuk panggul ibu.
2. Desensus merupakan syarat utama kelahiran kepala, terjadi karena adanya tekanan cairan amnion, tekanan langsung pada bokong saat kontraksi, usaha meneran, ekstensi dan pelurusan badan janin
3. Fleksi, sangat penting bagi penurunan kepala
                        selama kala 2 agar bagian terkecil masuk panggul dan terus turun. Dengan majunya kepala, fleksi bertambah hingga ubun-ubun besar. Keuntungan dari bertambahnya fleksi ialah ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir yaitu diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11,5 cm). Fleksi disebabkan karena janin didorong maju, dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari kekuatan dorongan dan tahanan ini terjadilah fleksi, karena moment yang menimbulkan fleksi lebih besar dari moment yang menimbulkan defleksi.
4.         Ekstensi, setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini terjadi pada saat lahir kepala, terjadi karena gaya tahanan dari dasar panggul dimana gaya tersebut membentuk lengkungan Carrus, yang mengarahkan kepala keatas menuju lubang vulva sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Bagian leher belakang dibawah occiputnya akan bergeser dibawah simpisis pubis dan bekerja sebagai titik poros. Uterus yang berkontraksi kemudian memberi tekanan tambahan atas kepala yang menyebabkan ekstensi kepala lebih lanjut saat lubang vulva-vagina membuka lebar. Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesaknay ekbawah dan satunya kerena disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya keatas. Resultantenya ialah kekuatan kearah depan atas. Setelah subocciput tertahan pada pinggir bawah sympisis maka yang dapat maju karena kekuatan tersebut diatas adalah bagian yang berhadapan dengan subocciput, maka lahirlah berturut-turut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar