Adaptasi
Fisiologi Kehamilan
Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh
wanita, khususmya pada alat genitalia eksterna dan interna serta mammae.
Termasuk juga perubahan berbagi system dalam tubuh mencakup system
kardiovaskuler, system digestive/gastrointestinal, dan system urinaria.
Berbagai perubahan ini merupakan keadaan yang
fisiologis, namun jika tidak dikelola dengan baik maka keadaan yang fisiologis
dapat berubah menjadi patologis. Oleh karena itu, dibutuhkan pengawasan
antenatal yang cermat. Berbagai perubahan ini dipengaruhi oleh keadaan Dari
ibu, janin, dan sirkulasi uteroplasenta.
Terjadinya perubahan pada system kardiovaskuler
disebabakan karena memenuhi
kebutuhan metabolik tubuh saat kehamilan, dan menyuplai kebutuhan yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Sedangkan pada sistem
gastrointestinal atau digestive, ditemukan keadaan mula muntah yang sering
terjadi pada trimester pertama. Hal ini disebabkan karena peningkatan HCG. Hal
ini harus diantisipasi agar tidak terjadi hiperemesis gravidarum. Lain halnya
dengan sistem urinaria, pada trimester pertama dan trimester ketiga ibu hamil
mengalami poliuri. Hal ini disebabkan karena tekanan uterus yang mulai membesar
dan akibat kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul. Inilah yang
menyebabakan kandung kemih tertekan sehingga frekuensi berkemih menjadi sering.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Perubahan pada Sistem Kardiovaskuler
Perubahan sistem kardiovaskuler
terjadi selama masa kehamilan dan sangat perlu dipahami bahwa perhatian pada
wanita hamil normal sangatlah penting, sama pentingnya dengan perhatian kepada
wanita dengan kelainan kardiovaskuler saat hamil.
Adaptasi sistem
kardiovaskuler akan melindungi fungsi fisiologi normal wanita, memenuhi kebutuhan
metabolik tubuh saat kehamilan, dan menyuplai kebutuhan yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin. Hipertropi atau dilatasi ringan jantung
akan meningkatkan volume plasma darah dan curah jantung. Diafragma akan
terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas dan berotasi kedepan atau ke kiri.
Peningkatan volume darah dan curah jantung menimbulkan perubahan auskultasi
yang terjadi pada masa hamil
Denyut jantung
akan meningkat secara perlahan hingga mencapai 10-15 kali/menit yang terjadi antara
minggu ke-14 dan ke-20, kemudian menetap sampai aterm.
1. Tekanan darah
Tekanan darah
arteri brakhialis akan bervariasi berdasarkan usia ibu. Adapun faktor yang
mempengaruhi yaitu posisi ibu pada saat pengukuran, kecemasan ibu dan ukuran
manset. Posisi ibu akan berpengaruh pada hasil pengukuran karena posisi uterus
dapat menghambat aliran balik vena, begitu juga dengan curah jantung dan
tekanan darah akan mengalami penurunan.
Pada saat
wanita duduk akan diperoleh tekanan darah brakhialis yang tertinggi, ketika
wanita berbaring dengan posisi recumbent lateral kiri akan diperoleh hasil yang
terendah, sedangkan ketika mengambil posisi terlentang tekanan darah berada
pada posisi tersebut. Tekanan sistolik hampir konstan, tekanan diastolik
menurun drastis pada trimester satu, mencapai terendah pada usia kehamilan
16-20 minggu. Pada termin berikutnya kembali pada tekanan yang sama seperti
pada trimester satu. Pada saat pertengahan semester perunahan pada tekanan
darah dapat menyebabkan ketidaksadaran/pingsan pada ibu hamil. Dengan
berlanjutnya kehamilan, keadaan yang tidak mendukung seperti posisi terlentang
harus di hindarkan karena dapat menyebabkan hip[ertensi yang terjadi pada 10%
wanita hamil, dikenal juga dengan sindrom hipotensif terlentang.
Pada kehamilan
uterus menekan vena cava sehingga mengurangi darah vene yang akn kembali ke
jantung. Curah jantung mengalami pengurangan sampai 25-30% dan tekanan darah
busa turun 10-15% yang dapat membangkitkan pusing, mual, dan muntah. Vena cava
menjadi miskin oksigen pada akhir kehamian, sejalan dengan meningkatnya
distensi dan tekanan pada vena kaki, vulva, rektum, dan pelvis akan menyebabkan
edema di bagian kaki, vena dan hemoroid.
2. Komposisi dan volume darah
Kadar bertambahnya volume darah bervariasi.
Peningkatan volume darah ±1500 cc. Nilai normal 8,5%-9% dari berat badan.
Peningkatan komposisis plasma sebesar 1000 cc sedangkan sel darah merah 450 cc.
Peningkatan aliran darah pada kulit dan membran mukosa dan disebagian kaki dan
tangan, menca[ai maksimum 500 ml per menit pada kehamilan 36 minggu dan untuk
membentuk ekstra panas untuk metabolisme p[etus. Ini menerangkan tentang vaso
dilatasi yang menyebabkan mengapa wanita hamil merasakan panas dan selalu
berkeringat setiap saat dan menderita nasal kongesti
Peningkatan
Volume darah hanya sedikit yaitu sekitar 20% atau 100% atau bervariasi
bergantung pada ukuran tubuh wanita, paritas, primigravida, atau multigravida.
Peningkatan dimulai dari usia kehamilan 10 minbggu dan secara progresif sampai
dengan kehamilan 30-34 minggu(peningkatan maksimum). Sirkulasi volume darah
yang tinggi diperlukan untuk:
Persediaan aliran darah ekstra
ntuk plasenta di khori desidual
Menyuplai kebutuhan metabolisme
ekstra janin
Persediaan untuk perkusi ekstra
dari ginjal atau organ lain
Sebagai pengimbanagan dari arteri
yang meningkat dan kapasitas vena
Sebagai kompensasi hilangnya darh
pada saat transportasi
Selama
kehamilan terjadi peningkatan produksi sel darah merahsebesar 4-5,5 juta/mm
kubik(normal). Masssa sel darah merah meningkat 30-33% pada kehamilan matur
dengan pemberian zat besi dan pada wanita yang tidak mendapat suplemen zat besi
sel darah merahnya hanya meningkat sebesar 17%.
Walaupun terjadi peningkatan sel darah merah tampak terjadi penurunan
nilai hemoglobin sebesar 12 hingga 16 gr/dl, dan nilai hematokrit 30-47%.
Apabiloa
hemoglobin turun samapai 10 gr/dl atau kurang dan hematokrit sampai 35% atau
kurang, maka wanita tersebut diperkirakan mengalami anemia. Total sel darah
putih akan meningkat selama trinester kedua dan akna mencapai puncaknya pada
terimester ketiga.
3.
Cardiac output
Curah jantung
akn meningkat 40% pada usia kehamilan 12 minggu dan 50% pada kehamilan 34
minggu. Peningkatan yang terjadi tergantung dari individu. Pada trimester
ketiga, aliran pada curah jantung mengakami pengurangan karena ada penekanan pada
vena cava inferior oleh uterus. Adanya perubahan peningkatan aliran atau ti8dak
pada saat kehamilan sangat bersifat individual.
4. Sistem Koagulasi
Sistem
pembekuan darah dan fiebrinogen mengalami akselerasi yang sangat pesat pada
saat kehamilan. Fibrinogen plasma faktor X meningkat dari 3 bulan pertama
kehamilan dan terus meningksat sedikit. Faktor VII,VII, IX, dan X semua
meningkat sejalan dengan konsumsi trobosit kapasitas pembekuan darah meningkat.
Hal ini kemungkinan merupakan persiapan untuk mencegah haemoragi pada pelepasan
plasenta, tapi merupakan resiko tinggi
terjadinya trombosis, emboli, dan adanya komplikasi.
B. Perubahan pada Sistem Digestivus
1.
Mulut
Gusi menjadi
bengkak, dan lunak pada saat hamil, kemungkinan
karena efek estrogen yang biosa mengarah pada perdarahan karena trauma dan
sakit gigi.
2.
Gigi
Wanita hamil
memerlukan 1,2 gr kalsium dan posfor dalam jumlah yang hampir sama setiap[ hari
selam kehamilan. Kebutuhan akan zat tersebut akan meningkat sekitar 0,4 gr
dibandingkan sebelum kehamilan. Diet yang seimbang sangat diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan ibu.
Defisiensi diet
yang berat dapat mengurangi cadangan unsur-unsur ini di dalam tulang. Tetapi
tidak menarik kalsium dari giginya. Deminiralisasi gigi tidak terjadi selam
kehamilan. Hyiene gigi yang buruk ketika hamil atau pada setriap waktu dan
ginggivitis dapat menimbulkan caries gigi yang dapat menyebabkan gigi hilang.
3.
Nafsu makan
Penurunan nafsu
makan sering terjadi pada trimester1 kehamilan akibat nausea atau vomitus.
Gejala ini terdapat pada setengah jumlah kehamilan dan merupakan dampak dari
perubahan pada saluran cerna dan peningkatan kadar HCG dalam darah. Pada
trimester 2 nafsu makan mulai meningkat karena jarang terjadi nausea dan
vomitus
Banyak juga
wanita yang nafsu makanny bertambah pada masa hamil. Hal ini mungkin disebabkan
oleh progesteron yang memerintah otak untuk mengatur penyimpanan lemak untuk
keseimbangan energi. Hal ini bertujuan sebagai penggantian dari plasma glukosa
dan asam amino yang turun pada awal kehamilan. Banyak juga wanita yang merasa
lebih haus pada saat kehamilannya hal ini sebagai penggantian dari turunnya
osmolaritas plasma dan dihubungkan dengan naiknya kadar prolactin
4.
Oesophagus, lambung, usus halus
Kadar estrogen
yang meningkat akan menyebabkan sekresi asam hidroklorida. Tonus dan motilitas
otot polos menurun karena produksi progesteron yang meningkat, sehingga dapat
mengakibatkan reburditasi oesophagus, peningkatan waktu pengosongan lambung dan
peristalktik balik. Hal ini akan menyebabkan wanita tidak dapat mencerna asam
atau nyeri ulu hati. Peningkatan progesteron menyebabkan absorbsi air di usus
besar meningkat sehingga terjadi konstipasi. Konstipasi memicu haemoroid yang
dapat semakin menonjol keluar saat buang air besar
5.
Kandung empedu dan hati
Kantung empedu
mengalami pembesaran dan pengosongan menjadi lebih pelan pada kehamilan.
Kolestasis yang merupakan perubahan fisiologis pada kehamilan kemungkinan
disebabkan oleh efek hormnal dan dapat memicu batu pada kantung empedu
Walaupun aliran
darah hepatik tidak mengalami perubahan pada masa kehamilan, tetapi terdapat
banyak perubahan dalam fungsi hati yang mirip dengan penyakit hati. Respon
terhadap steroid plasenta terjadi pada akhir kehamilan an dapat menyebabkan
timbulnya pruritus gravidarum (rasa gatal yang berat). Gejala ini akan
menghilang setelah kelahiran
C. Perubahan pada Sistem Urinaria
Ginjal adalah
salah satu organ yang sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan
metabolik asam dan basa, mengeluarkan sampah dan menyimpan nutrien yang
dibutuhkan oleh tubuh.
1.
Perubahan anatomi
Aktivitas hormon estrogen dan
progesteron akan mempengaruhi perubahan pada struktur anatomi ginjal. Pelvis
ginjal dan ureter akan mengalami dilatasi sejak minggu ke-10 gestasi. Dinding
otot polos ureter akan mengalami hipertropi, hiperplasia, dan relaksasi tonus
otot. Ureter memanjang, berkelok-kelok, dan membentuk lekukan tunggal atau
ganda..
Pada tahap selanjutnya, pelvis kanan dan ureter lebih berdilatasi daripada
pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang bergerak ke kanan yang disebabkan
adanya kolon rektosigmoid di sebelah kiri. Perubahan-perubahan ini membuat
ureter mampu menampung urine dalam volume yang lebih besar serta memperlambat
laju aliran urine.
Frekuensi urine merupakan akibat akibat kompresi kandung kemih. Uterus akan
keluar dari panggul ke rongga abdomen pada trimester kedua kehamilan. Tonus
kandung kemih dapat menurun. Hal ini menyebabkan distensi kandung kemih sampai
1500 cc. Pada saat yang sama pembesaran uterus menekan kandung kemih sehingga
menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit
urine.
2.
Perubahan fungsi ginjal
Pada kehamilan yang normal, fungsi ginjal cukup banyak mengalami perubahan.
Pada awal kehamilan, laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal akan
meningkat. Perubahan fungsi ginjal disebabkan adanya hormon kehamilan,
peningkatan volume darah, aktivitas fisik, postur wanita, dan asupan makanan.
Ginjal harus mengakomodasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi tubuh ibu yang
meningkat dan juiga mengekskresi produk sampah janin.
3.
Keseimbangan cairan dan
elektrolit
Dalam keadaan normal 500-900 mEq natrium dipertahankan selama masa hamil
untuk memenuhi kebutuhan janin. Untuk memenuhi volume cairan maks tambahan
natrium sangat diperlukan untuk meningkatkan volume cairan intravaskuler dan
mempertahankan keadaan isotonis cairan tubuh. Untuk mencegah kehilangan natrium
yang berlebihan, ginjal ibu hamil akan beradaptasi dengan meningkatkan
reabsorpsi tubulus. Meskipun demikian, sistem ini dapat terganggu karena diet
natrium atau restriksi natrium yang berlebihan. Hal ini dapat mengakibatkan
hipovolemia berat dan penurunan perfusi plasenta. Dalam keadaan normal ginjal
mengabsorpsi glukosa dan zat gizi lainnya. Tapi, pada awanita hamil reabsorpsi
glukosa terganggu sehingga terjadi glukosuria. Nilai normal glukosa dalam urine
adalah 0-20 mg/dl
KESIMPULAN
Perubahan
berbagai sistem dalam tubuh wanita hamil baik secara anatomis maupun fisiologis
merupakan keadaan yang alamiah. Penjelasan tentag keadaan yang fisiologis ini
penting agar ibu dapat beradaptasi secara psikologis terhadap perubahan
tubuhnya selam hamil. Selain itu, peran bidan sangat penting untuk memberikan
asuhan antenatal yang baik, agar keadaan yang mencakup sistem kardiovaskuler,
gastrointestinal, dan urinaria ini tidak mendatangkan komplikasi yang dapat
menjadi penyulit saat persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri jilid I.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Salmah, dkk.2006. Asuhan Kebidanan Antenatal.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Winkjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kebidanan.Jakarta
: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Minggu, 21 Juli 2013
PERUBAHAN DAN ADAPTASI FISIOLOGIS KEHAMILAN TRIMESTER I,II DAN III PADA SISTEM PERKEMIHAN,SISTEM PENCERNAAN,DAN SISTEM MUSKULOSKELETAL
SISTEM PERKEMIHAN
Sistem perkemihan adalah
sistem yang berkaitan dengan fungsi
eliminasi dan produksi urine dalam tubuh.Sistem ini juga dianggap penting yang
berhubungan dengan kontrol keseimbangan air dan elektrolit serta tekanan
darah.Uterus pada wanita tidak hamil berada tepat di belakang dan sebagian di
atas kandung kemih.Saat Hamil,uterus membesar mempengaruhi semua bagian saluran
kemih pada waktu yang berbeda dan hormon kehamilan memberikan pengaruh yang
lebih besar dibandingkan efek mekanis.
Yang
termasuk organ sistem perkemihan adalah:
1.Ginjal
2.Ureter
3.Vesika
Urinaria
4.Urethra
Dari Keempat Organ Perkemihan
Tersebut Mengalami Perubahan – Perubahan Selama Kehamilan
1.Ginjal
(Ren) dan Perubahannya.
Bentuk
seperti kacang panjang,terletak di belakang dari bagian abdomen.
Ren
kiri terletak setinggi Vertebra lumbal I
– IV dan Ren kiri terletak setengah
badan vertebra lebih rendah daripada yang kiri karena di sebelah kanan ada
hepar.Mempunyai 2 ekstremitas superior( ada glandula supraren/kelenjar anak
ginjal).Dan ekstremitas inferior.Mempunyai 2 margo lateral dan margo medial(ada
hilus renalis) merupakan tempat keluar masuknya vasa,saraf,limfe dan
ureter.Pada kehamilan Ginjal berfungsi untuk mengelola zat-zat sisa dan
kelebihan yang dihasilkan akibat peningkatan volume darah dan curah jantung
juga produk metabolisme tetapi juga menjadi organ utama yang mensekresi produk
sisa dari janin.Pada kehamilan trimester I ginjal mengalami peningkatan pada
panjangnya dan merupakan akibat terbesar dari peningkatan aliran darah ginjal
dan volume vaskuler.Dilatasi kaliks dan pelviks ginjal dan semakin nyata pada
Trimester II kehamilan yang bisa meningkatkan resiko infeksi saluran kemih.Pada
Trimester III Biasanya terjadi hidronefrosis terjadi pada 80 -90%
wanita.mungkin disebabkan oleh respons ginjal oleh progesteron dan peningkatan.
Tekanan
intraureter superior terhadap tepi pelviks.Hidronefrosis lebih sering terjadi
pada ginjal kanan,dan kemungkinan besar disebabkan oleh peningkatan distensi
urethra kanan.
2.Ureter
Merupakan saluran yang
menghubungkan dari Ren menuju ke vesika Urinaria.Ureter memanjang dan membentuk
kurva tunggal atau ganda yang tampak seperti sebuah belitan pada pemeriksaan
sinar-X. Pada Trimester I Begitu uterus menjadi organ abdomen, penambahan
massanya menekan ureter pada tepian pelviks.Kompresi ini menyebabkan peningkatan
tonus intraureter yang terletak di atas pelvis.Hal ini yang menyebabkan
produksi urin yang meningkat.Juga meningkatkan diameter lumen ureter,dan
hipertonisitas serta hipomotilitas.Karena perubahan ini, pada Trimester II
volume ureter mungkin meningkat 25 kali dibandingkan dengan keadaan tidak
hamil,equivalen dengan peningkatan 300 ml Urine.Dalam kehamilan ureter kanan
dan kiri mengalami pembesaran karena pengaruh progesteron.Akan tetapi,ureter
kanan lebih lebih membesar karena lebih banyak mendapat tekanan dibandingkan
dengan ureter kiri.Hal ini disebabkan karena uterus lebih sering memutar ke
arah kanan atau karena orang banyak beraktifitas dengan bagian kanan tubuh.
Pada Trimester III Akibat tekanan pada ureter
kanan tersebut, lebih sering terjadi Hidroureter.Hidroureter terjadi
saat uterus mulai keluar dari panggul dan masuk kedalam abdomen dan menekan
ureter saat melewati tepi panggul.Hidroureter lebih menonjol pada bagian kanan
daripada bagian kiri akibat Dekstrorotasiuterus saat keluardari panggul.
4.Vesika Urinaria
Merupakan suatu kantong
muskulomembran yang berfungsi untuk menampung urine.Pada kehamilan Trimester I
tonus kandung kemih menurun sebagai respons otot polos terhadap efek
progesteron.Kapasitas kandung kemih meningkat hingga 1 liter yang menyebabkan
ibu hamil lebih sering kencing.Karena pembesaran uterus selama Trimester II
kehamilan,kandung kemih terdorong ke arah anterior dan superior.Perpindahan ini
mengubah letak intravesikuler ureter,yang kemudian menyebabkan regurgitasi urin
ke Ureter pada saat berkemih.Pada Trmester III Permukaan mukosa menjadi
hiperemia dan edema sehingga terjadi peningkatan resiko trauma pada
persalinan.Selanjutnya,jika pada kandung kemih penuh maka akan disalurkan ke
urethra.
5.Urethra
Merupakan saluran terakhir dari
saluran kemih.Memiliki panjang 4 cm pada wanita dan terdiri dari saluran sempit
yang berada di dalam lapisan luar dinding vagina anterior.Urethra bermula dari
leher vesika urinaria dan terbuka kedalam vestibulum vulva sebagai meatus
urethra.Selama Kehamilan Trimester I, urethra sedikit memanjang dan pada
Trimester II, Uretrhra akan lebih
memanjang terutama pada Trimester III,urethra akan lebih memanjang karena
Vesika Urinaria tertarik keatas ke arah abdomen dan dapat bertambah panjang
beberapa centimeter.
Pola normal berkemih pada wanita
tidak hamil,pada siang hari,berkebalikan dengan pola pada wanita hamil.Wanita
yang hamil mengumpulkan cairan(air dan natrium)selama siang hari dalam bentuk
edema dependen akibat tekanan uterus padapembuluh darah panggul dan vena kava
inferior.dan kemudian mensekresikan cairan tersebut pada malam hari melalui
kedua ginjal ketika wanita berbaring.
SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan adalah Wanita
hamil sering mengeluhkan perubahan nafsu makan,jumlah dan jenis makanan yang
dikonsumsi,dan toleransinya terhadap makanan tertentu.Walaupun beberapa
perubahan mungkin dipengaruhi oleh faktor sosial budaya,faktor anatomi dan
pengaruh hormon pada saluran pencernaan mengubah fungsi – fungsi yang biasa
dijalankan oleh sistem pencernaan.Diantaranya adalah:
1.Mulut
Banyak wanita yang mengalami
perubahan dalam pengecapan segera setelah konsepsi.Keadaan ini mungkin
disebabkan pengaruh hormon saliva,dan juga pada indra penciuman.Saliva menjadi
lebih asam selama Kehamilan.Walaupun studi terdahulu mengatakan adanya
peningkatan produksi saliva,Studi lain berpendapat bahwa keadaan ini hanya
suatu persepsi yang disebabkan oleh penurunan kemampuan menelan selama periode
mual muntah.Beberapa wanita tercatat mengalami ptialisme(hipersaliva)yang terjadi
pada siang hari dan berakhir pada saat persalinan.Di bawah pengaruh
estrogen,gusi menjadi lebih berpembuluh,terjadi hiperplasia dan edema.Penurunan
ketebalan Permukaan epitel gusi berkontribusi terhadap peningkatan frekuensi
penyakit gusi selama kehamilan.Pendarahan mungkin terjadi padaa saat menggosok
gigi atau mengunyah dan permukaan yang rapuh menyebabkan mudah terkena radang
gusi.
Diperkirakaan 50 – 77% wanita
mengalami radang gusi selama kehamilannya.Insidennya meningkat apabila sedang
mengalami masalah gusi lainnya, umur ibu lebih tua dan meningkatnya
paritas.Pada kurang dari 2%waanita hamil,hiperplasia gusi menyebabkan
terbentuknya masa yang rapuh,menyerupai tumor yang disebut epulis.Epulis
biasanya sembuh secara spontan setelah melahirkan,tetepi mungkin perlu diinsisi
selama kehamilan.berlangsung jika terjadi pendarahan yang banyak dan muncul
penyakit gusi dan gigi.
2.Esofagus
Tonus pada sfingter esofagus
bagian bawah melemah di bawah pengaruh progesteron,yang menyebabkan relaksasi
otot polos.Penurunan tonus ini berkaitan dengan terjadinya refluks asam dari
lambung ke esofagus.Perubahan pada diafragma akan Lebih berkontribusi
menimbulkan masalah dengan mengubah secara akut sudut esofagus – gaster,
sehingga makin memperberat Refluks.
3.Lambung
Penyebab dari progesteron dapat menurunkan tonus dan
motilitas lambung. Selain itu,juga menurunkan tonus sfingter
pilorus,menyebabkan refluksnya isi cairan basa duodenum kedalam lambung.Semakin
kehamilan berlanjut,tekanan pada lambung oleh uterus yang membesar dapat
menurunkan jumlah makanan yang dikonsumsi tanpa menimbulkan rasa tidak
nyaman.Penurunan produksi asam dan pepsin juga mungkin memperlambat pencernaan,
walaupun efek kehamilan pada sekresi asam lambung belum dipahami dengan baik.
4.Usus
Besar dan Kecil
Relaksasi otot polos karena pengaruh progesteron
menyebabkan penurunan tonus dan motilitas usus.Penurunan motilitas lebih jauh
dipengaruhi oleh penurunan motilitin,sutu hormon peptida.Penurunan pada tonus
menimbulkan perpanjangan waktu transit,yang akan makin lama seiring dengan
berkembangnya kehamilan.Penelitian telah menunjukkan bahwa peningkatam lama
waktu transit pada akhir kehamilan disebabkan penghambatan kontraksi otot polos
pada usus.Perpanjangan waktu transit dan ditambah dengan adanya hipertrofi vili
Duodenum,menyebabkan peningkatan kapasitas absorpsi.
Peningkatan absorpsi
zatbesi,kalsium,lisin,valin,glisin,prolin,glukosa,natrium,klorida dan
air.Pengaruh progesteron pada enzim pentranspor mungkin menyebabkan penurunan
absorpsi niasin,riboflavin,dan vitamin B6.
Penurunan motilitas dan memanjangnya waktu transit di
kolon menyebabkan peningkatan absorbsi air,yang kemudian meningkatkan resiko
terjadinya konstipasi.
Peningkatan Flatulens juga ditemukan.Seiring dengan
berkembangnya uterus,apendiks,dan sekum terdorong ke atas dan lateral.Perubahan
anatomis ini penting untuk di ingat pada saat ibu mengeluhkan nyeri akut
abdomen dan apendisitis.
Hemoroid biasa terjadi selama kehamilan.Disebabkan oleh
relaksasi dinding pembuluh darah sekunder akibat peningkatan progesteron, dan
penekanan vena oleh berat dan ukuran uterus yang makin membesar.Usaha mengejan
pada saat defekasi karena adanya konstipasi juga berperan terhadap munculnya
hemoroid.
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Pada Kehamilan Trimester I belum
terjadi lordosis hanya nyeri pada punggung.Pada Trimester II sudah terjadi Lordosis yang diakibatkan kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi
anterior,lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah dua
tungkai.Sendi sakroilliaka,sakrokoksigis dan pubis akan meningkat
mobilitasnya,yang diperkirakan karena pengaruh hormonal yaitu pada peningkatan
hormon estrogen,progesteron,dan elastin dalam kehamilan yang dapat
mengakibatkan kelemahan jaringan ikat
dan ketidakseimbangan persendian dan menyebabkan perubahan sikap ibu dan pada
akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama
pada Trimester III.
Akibat
dari perubahan fisik selama kehamilan :
a)
Peregangan
otot-otot
b)
Pelunakan
ligamen – ligamen
Area
yang paling dipengaruhi oleh perubahan –perubahan tersebut adalah:
a)
Tulang
belakang (curva lumbar yang berlebihan )
b)
Otot -
otot abdomal(meregang ke atas uterus)
c)
Otot
dasar panggul(menahan berat badan dan tekanan uterus)
Bagi ibu hamil,bagian ini merupakan titik – titik
kelemahan srtuktural dan bagian bermasalah yang potensial dikarenakan beban dan
menekan kehamilan.Oleh karena itu,masalah postur merupakan hal biasa dalam
kehamilan:
a)
Bertambahnya
beban dan perubahan struktur dalam kehamilan mengubah dimensi tubuh dan pusat
gravitasi.
b)
Ibu hamil
mempunyai kecenderungan besar membentur benda–benda( dan memar biru) dan
kehilangan keseimbangan lalu jatuh.
***SEMANGAT BIDAN INDONESIA***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar